PENYULUHAN DBD DAN PELATIHAN PEMBUATAN OVITRAP PADA KADER POSYANDU
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.Di Sumatera Barat ditemukan 2.022 kasus dan 14 kematian. Berdasarkan Profil Kesehatan provinsi Sumatra Barat, Bukittinggi adalah daerah endemis DBD dengan jumlah kasus 107 dan 1 kematian pada tahun 2012. Saat ini Bukittinggi adalah kota terpadat di provinsi Sumatera Barat dengan status endemis DBD. Pengendalian penyakit DBD di beberapa daerah umumnya kurang berhasil, hanya mengandalkan insektisida fogging untuk mengendalikan populasi nyamuk dewasa. Agar program pengendalian vektor nyamuk dapat membawa hasil, perlu lebih fokus pada penurunan sumber larva. Sasaran yang diharapkan adalah Setiap kader kesehatan di Kec.Tarok Dipo memahami pencegahan penyakit DBD dan dapat membuat Ovitrap. Setiap kader kesehatan, diharapkan mendapat sosialisasi pembuatan Ovitrap kepada masyarakatnya. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah kader mempunyai Pengetahuan dan Keterampilan dalam pembuatan ovitrap sebagai kekuatan pendorong dalam mengkampanyekan pembuatan ovitrap. Melalui pendidikan dan praktik pembuatan ovitrap diharapkan dapat sebagai wadah ilmu pencegahan DBD di Kota Bukittinggi, sehingga angka kejadian demam berdarah dapat diminimalisir. Metode:serangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, termasuk: Advokasi untuk Kantor Kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat, Persiapan bahan dan peralatan untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, Implementasi konseling, Evaluasi, diharapkan Hasil akhir kegiatan ini: Kader telah mensosialisasikan cara pembuatan ovitrap kepada masyarakat, inovasi ovitrap menjadi nilai tambah dalam penilaian kompetisi Desa, sosialisasi yang dibuat tentang ovitrap telah terintegrasi dalam kegiatan gotong royong masyarakat "Manunggal Sakato" di wilayah kerja Puskesmas di Guguk Panjang.
Full Text:
PDFReferences
Ditjen PP & PL. 2007. Ekologi Dan Aspek Perilaku Vektor. Depkes RI. Jakarta
Hendayani Y, M Utomo, Sayono. Pengaruh Penggunaan Air Rendaman Jerami Terhadap
Jumlah elur Aedes sp yang Terperangkap. J Kesehat Masy Indones. 2007 Volume 4
Nomor 2 Tahun: 1 – 7
Heny Novitasari, 2011. Perbedaan Jumlah Telur Nyamuk Aedes aegypti yang Terperangkap Ovitrap Rendaman Jerami di Perumahan dan Tempat-Tempat Umum (Studi Kasus di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2011. lib.unnes.ac.id/12677. Diakses tanggal 21 April 2014
Dinkes Prov Sumbar, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Laporan Tahunan Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2010
Laporan Tahunan Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2013
ACE. Tiger Prwan (Penaeus monodon) and White Legged Shrimp (Pvannamei).
Agriculture Report: XX. 2003.
http://www.ace4all.com/live200611/docs/P%20monodon. Htm. Diakses 21 Juni
Anggraini DS, 2012. Perbedaan Kesukaan Nyamuk Aedes Spp Bertelur Berdasarkan
jenis Bahan Ovitrap (Kaleng, Bambu Dan Styrofoam) (Studi Kasus di Kelurahan
Tembalang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012;1:955–62.
Budiyanto, Anif. 2010. Pengaruh Perbedaan Warna Ovitrap terhadap Jumlah Telur
Nyamuk Aedes spp yang Terperangkap. Journal of vector-Borne Diseases Studies.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/2949. Diakses
Agustus 2016.
Dinata A, Dhewantara PW, 2012. Karakteristik Lingkungan Fisik, Biologi, dan Sosial di
Daerah Endemis DBD Kota Banjar Tahun 2011. Jurnal Ekologi Kesehatan.
;11(4):315–26.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Empowering Society Journal
Diterbitkan oleh LPPM Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
© Empowering Society Journal e-ISSN: 2775-2402