DISABILITAS BAYI, BALITA, DAN ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

Wahyuni Wahyuni, Athica Oviana, Vitria Komala Sari, Febriniwati Rifdi, Hafizhah Az zahra, Sinta Setia Ningrum

Abstract


Anak yang sehat pasti diinginkan setiap orang, lahir dalam keadaan sempurna baik dari segi fisik maupun psikis.Namun tidak semua hadir kedunia sesuai ekspektasi yang diinginkan, sebagian lahir dengan kelebihan dan sebagian lagi lahir dengan kekurangan seperti disabilitas.Jumlah anak disabilitas di Indonesia ternyata tidak sedikit, hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah dari tahun ke tahun.Menurut Pendataan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Kementerian Sosial (2009), terdapat 65.727 anak yang terdiri dari 78.412 anak dengan kedisabilitasan ringan, 74.603 anak dengan kedisabilitasan sedang dan 46.148 anak dengan kedisabilitasan berat. Susenas Triwulan 1 Maret 2011 menyatakandari 82.980.000jumlah anak Indonesia, yang berkebutuhan khusus dalam kategori penyandang disabilitas sebanyak 9.957.600 anak. Perlu diingat, anak dengan disabilitas memerlukan penanganan khusus, tetapi tidak semua orangtua bisa menerima dengan tulus keadaan tersebut. Orangtua kadang merasasedih, maludan bahkan terkejut.Dalam hal ini, pengasuhan baik dari keluarga terutama kedua orangtua anak sangat diperlukan.Dengan cara ini, anak disabilitas akan dapat memenuhi kebutuhan, mendapatkan hak dan dapat berfungsi secara sosial. Edukasi sangat diperlukan agar fungsi keluarga dapat terpenuhi, baik secara afeksi, keamanan, identitas,afiliasi, sosialisasi ataupun kontrol. Selain dari orang tua dibutuhkan perhatian bersama orang sekitar. Anjangsana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang bisa dilakukan. Tahapan pelaksanaan kegiatan anjangsana berupa pemberian bantuan, edukasi terkait alat bantu yang diberikandan support mental kepada orang tua dan keluarga. Mengingat begitu berartinya kegiatan ini, besar harapan bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan lingkup lebih luas dimasa yang akan datang.

 


Full Text:

PDF

References


Guntur, N. A. (2019) ‘Peran Orangtua Dalam Menanamkan Sikap Disiplin Anak Di Desa Kalimporo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto’.

Hendriani, W. (2018) Resiliensi Psikologis : Sebuah Pengantar. Prenadamedia Group.

Heward, W. . (2003) Exceptional Children An Indroduction to Special Education. New Jersey: Merrill, Prentice Hall.

Kemenkes (2019) ‘Situasi Disabilitas’, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, pp. 1–10.

Mais, A. (2016) Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. CV Pustaka Abadi.

Marlina (2015) Assesment Anak Berkebutuhan Khusus (Pendekatan Psikoedukasional). UNP Press Padang.

Maulina, B. (2018) ‘Tingkat Stres Ibu yang Memiliki Anak Penyandang Retaldasi Mental’, Jurnal Wahana Inovasi.

Presiden RI (2016) ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas’.

Setyawan, A. (2018) ‘Pola Komunikasi Anak Diafabel (Intelektual) Pada Sekolah Khusus AS-Syifa’, Jurnal Ilmu Komunikasi.

Vani, G. C., Raharjo, S. T. and Hidayat, E. N. (2015) ‘Pengasuhan (Good Parenting) Bagi Anak Dengan Disabilitas’, Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), pp. 96–102. doi: 10.24198/jppm.v2i1.13263.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Empowering Society Journal
Diterbitkan oleh LPPM Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
© Empowering Society Journal e-ISSN: 2775-2402