HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA (OPERAN SHIFT) DENGAN KESELAMATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG

melfina yulianti

Abstract


ABSTRACT

Latar Belakang : Timbang Terima adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi kepada pasien yang mencakup tentang keadaan pasien dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutkan tindakan keperawatan. Komunikasi dalam timbang terima memiliki peranan yang penting dalam penyampaian berbagai informasi pasien, yang seharusnya dilaksanakan sesuai dengan SPO yang berlaku pada setiap pergantian shift, karena SPO tersebut dapat menunjang tidak terjadi kesalahan tindakan atau melalaikan suatu tindakan yang akan dapat beresiko terhadap keselamatan pasien.

Tujuan Penelitian: Mengetahui Hubungan Antara Pelaksanaan Timbang Terima Dengan Keselamatan Pada Pasien di Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian Kuantitatif menggunakan desain deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 responden. Teknik pengambilan sampel proportional startified random sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner, analisa data menggunakan uji Chi-square.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian sebagian besar responden berumur 26-35 tahun berjumlah 27 responden, berjenis kelamin perempuan berjumlah 28 responden, berpendidikan D3 berjumlah 31 responden. Terdapat hubungan anatara pelaksanaan timbang terima dengan keselamatan pasien diperoleh nilai p-value = 0,000.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan timbang terima dengan keselamatan pasien diruang rawat inap RSUD Ajibarang.

Kata Kunci : keselamatan pasien, timbang terima,pelaksanaan.

 

 


1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Faultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

 


PENDAHULUAN

Berdasarkan data yang didapatkan beberapa temuan angka insiden keselamatan pasien pada bulan januari-oktober 2019, diantaranya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sebanyak 35 yaitu  salah pemberian obat namun diketahui sebelum dilakukan tindakan, Kejadian Tidak Cidera (KTC) sebanyak 18 yaitu kesalahan pemberian obat pada pasien namun tidak ada reaksi apapun yang terjadi dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) sebanyak 5 yaitu salah pemberian obat namun ada insiden ke pasien seperti gatal-gatal.

Permenkes Nomor 11 tahun 2017 juga mengatur tentang keselamatan pasien sebagai suatu sistem yang membuat pasien lebih aman, dengan tindakan untuk meminimalkan terjadinya resiko serta pencegahan terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat pelaksanaan tindakan atau seharusnya melakukan tindakan namun tidak dilakukan.

METODE

Jenis penelitian Deskriptif Analitik. dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik proportional startified random sampling. Kriteria inklusi:Perawat yang bertugas diruang rawat inap RSUD Ajibarang,Perawat yang bersedia mengisi kuesioner, Perawat yang bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi: Perawat yang sedang cuti melahirkan, Perawat yang sedang cuti pelatihan, Kepala ruang dan Wakil Kepala ruang rawat inap di RSUD Ajibarang.Tempat  penelitian dilakukan diruang rawat inap RSUD Ajibarang. penelitian menggunakan kuesioner dan teknik pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner yang di dilakukan sendiri oleh responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. 1.    Karakteristik responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan.

No

karakteristik

N

%

1.

Usia

17-25 tahun

26-35 tahun

36-45 tahun

 

8

27

15

 

16%

54%

30%

2.

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

 

22

28

50

 

44%

56%

100,0%

3.

Pendidikan

D3

S1

Ners

Jumlah

 

31

17

12

50

 

62%

14%

24%

100%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari 50 responden di RSUD Ajibarang sebagian besar responden berumur 26-35 tahun sebanyak 27 (54,0%),  berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (56,0%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan D3 sebanyak 31 responden (62,0%).

  1. 2.      Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik responden  Berdasarkan Peran Perawat dalam Timbang Terima

No

Peran perawat dalam timbang terima

F

 (%)

1.

Baik

31

62,0%

2.

Cukup

19

38,0%

3.

Kurang

0

0

 

Total

50

100,0%

 

Timbang terima

Keselamatan pasien

Total

p-Value

Baik

Cukup

N

%

N

%

N

%

 

Baik

27

87,1

4

12,9

31

100

0,000

Cukup

7

36,8

12

63,2

19

100

 

Total

34

68,0

16

32,0

50

100

 

          

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diruang rawat inap RSUD Ajibarang peran perawat yang baik dalam pelaksanaan timbang terima sebanyak 31 responden (62,0%) Sedangkan peran perawat yang  memiliki peran cukup baik dalam timbang terima sebanyak 19 responden atau sekitar (38,0%) dari total 50 responden.

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Peran Perawat dalam keselamatan pasien

 

No

Peran perawat dalam Keselamatan pasien

F

%

1

Baik

34

68,0%

2

Cukup

16

32,0%

3

Kurang

0

0

 

Total

50

100 %

Tabel 4.3 diatas peran perawat dalam keselamatan pasien diruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang dapat dilihat bahwa dari 50 responden peran perawat yang baik dalam keselamatan pasien sebanyak 34 responden atau sekitar (68,0%) Sedangkan responden yang memiliki peran cukup baik dalam keselamatan pasien sebanyak 16 responden atau sekitar (32,0%) dari total 50 responden.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.4 Hubungan pelaksanaan Timbang Terima dengan Keselamatan pada pasien

 

Tabel 4.4 menunjukan bahwa perawat yang memiliki peran baik dalam timbang terima sebanyak 27 repoden (87,1%) dan perawat yang memiliki peran cukup dalam timbang terima dan kurang mengoptimalkan keselamatan pasien sebanyak 4 responden (12,9%). Sedangkn perawat yang memiliki peran cukup baik dalam timbang terima dengan mengoptimalkan keselamatan pasien sebanyak 7 responden (36,8%), dan perawat yang memiliki peran cukup baik dengan kurang mengoptimalkan keselamatan pasien sebanyak 12 responden (63,2%).

PEMBAHASAN

  1. a.    Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden di Puskesmas Sumpiuh 1 berumur 26-35 tahun sebanyak 27 responden (54,0%). Hal tersebut menunjukan bahwa semakin muda umur seseorang maka semakin kritis juga dalam berfikir. Hal ini tidak sejalan dengan Penelitian Nitisemito dalam (Kirana 2016), yang menyatakan bahwa usia lebih muda umumnya kurang memiliki sikap disiplin dalam bekerja dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (56,0%).Hal ini sesuai dengan filosofi mother instinct bahwa mayoritas perawat datang dari kaum perempuan, dimana seorang perempuan memiliki naluri merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu serta naluri yang sederhana dalam memelihara kesehatan keluarganya dan anak-anaknya. Namun hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan keselamatan pasien.

Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi (2011) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pendidikan responden tertinggi yaitu D3 sebanyak 31 responden (62,0%).Menurut Mubarok (2007)  pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar dapat memahami Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah mereka menerima informasi, dan semaki banyak pula pengetahuan yang didapat.

Hal ini sejalan dengan penelitian Bawelle (2013) yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin baik dalam pelaksanaan keselamatan pasien.

  1. b.   Timbang terima

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 50 responden dalam kategori pelaksanaan timbang terima baik sebanyak 31 responden (62,0%) dan cukup baik sebanyak 19 responden (38,0%). timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan, untuk mengatasi risiko-risiko bagi keamanan pasien yang terjadi karena komunikasi yang buruk pada saat pergantian dinas (Nursalam,2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Manopo (2013) Tentang Hubungan Antara Penerapan Timbang Terima Pasien dengan Perawat Pelaksana di RSU GMIM Kolaboran Amorang dimana didapatkan nilai ρ=0,000 < 0,05 hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara penerapan timbang terima pasien dengan keselamatan pasien.

  1. Keselamatan pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 50 responden, yang baik dalam mengoptimalkan keselamatan pasien sebanyak 34 responden atau sekitar (68%) dan cukup baik sebanyak 16 responden atau sekitar (32%) dari total 50 responden.

Komunikasi yang baik yang diberikan perawat dalam pertukaran shift (operan) sangat membantu dalam perawatan pasien dan komunikasi yang buruk atau tidak efektif dapat mengakibatkan kematian atau cidera yang serius pada pasien.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triwibow (2016) yang berjudul Handover sebagai upaya peningkatan keselamatan pasien (patient safety) dirumah sakit, didapatkan nilai ρ= 0,04 < α= (0,05) dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan handover dengan patient safety druang rawat inap Rumah Sakit paru Sidawangi provinsi jawa barat.

  1. d.      Hubungan antara pelaksanaan timbang terima dengan keselamatan pasien

Berdasarkan hasil analisis tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan kepada 50 perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Ajibarang dengan menggunakan hasil uji pearson chi square menunjukan nilai ρ= 0,000 < α= 0,005 artinya ada hubungan antara pelaksanaan timbang terima dengan keselamatan pasien diruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang.

Timbang terima adalah teknik untuk menyampaikan dan menerima suatu informasi yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andi Mapanganro (2019) yang berjudul Hubungan Peran Perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah sakit TK II Pelamonia, didapatkan nilai ρ= 0,005 < α= 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah sakit TK II Pelamonia.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas peneliti menyimpulkan sebagai berikut: Karakteristik responden RSUD Ajibarang pada penelitian ini berusia 26-35 tahun sebanyak 27 responden (54,0%), jenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (56,0%), dan berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yaitu D3 sebanyak 31 responden (62,0%).

UCAPAN TERIMAKASIH

  1. Ns.Etlidawati S. Kep., M. Kep selaku pembimbing
  2. Dr. Jebul Suroso S.kep Ns. M.kep selaku penguji 1
  3. Kris Linggardini, S. Kp., M. Kep selaku Penguji 2
  4. Seluruh Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  5. Kedua orang tua dan orang terkasih yang telah memberikan dukungan dan do’a.
  6. Terima kasih atas support kepala direktur RSUD Ajibarang yang memberikan ijin kepada peneliti sehingga dapat melaksanakan penelitian di ruang rawat inap RSUD Ajibarang.
  7. Terima kasih kepada kepala ruangan dan perawat ruang rawat inap di RSUD Ajibarang yang telah membantu dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mapanganro (2019). Hubungan Peran Perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah sakit TK II Pelamonia.

Bawelle, S. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien.

Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, 5 (3) 646-655

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Kirana, D. (2016).Hubungan sikap disiplin perawat dengan efektivitas pelaksanaan timbang terima di RSUD dr. Abdoer Rahim Situebondo. (Tesis, Universitas Jember).

Mubarok, WI. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manopo, Q. (2013). Hubungan Antara Penerapan Timbang Terima Pasien dengan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSU GMIM Kalooran Amurang. , vol 6(1),1-5.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Trwibowo, C., Sulhah., Nur (2016). Handover Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pasien (Patient safety). Keperawatan Soederman. Vol 11(2).76-80.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Andi Mapanganro (2019). Hubungan Peran Perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah sakit TK II Pelamonia.

Bawelle, S. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien.

Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, 5 (3) 646-655

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Kirana, D. (2016).Hubungan sikap disiplin perawat dengan efektivitas pelaksanaan timbang terima di RSUD dr. Abdoer Rahim Situebondo. (Tesis, Universitas Jember).

Mubarok, WI. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manopo, Q. (2013). Hubungan Antara Penerapan Timbang Terima Pasien dengan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSU GMIM Kalooran Amurang. , vol 6(1),1-5.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Trwibowo, C., Sulhah., Nur (2016). Handover Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pasien (Patient safety). Keperawatan Soederman. Vol 11(2).76-80.




DOI: http://dx.doi.org/10.32883/hcj.v6i3.883

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 HUMAN CARE JOURNAL
Published by Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Indonesia
© Human Care Journal  e-ISSN : 2528-665X P-ISSN : 2685-5798

View Human Care Journal Stats